Wednesday, November 17, 2010

Mein Armband


So, my life long bracelet's broken. Gelang yang punya banyak sejarah itu telah patah. Sungguh menyedihkan. Orang yang mengenal saya dengan baik, pasti tahu arti gelang itu bagi saya. Tapi ya, mau bagaimana lagi. Sudah patah.

Monday, November 15, 2010

What to do?

어떻게?

I still load my next chair with books and bag.
I still fill my wallet with photos.
I still put my clothes all over my cupboard.
I still sit on the driver seat.

Ottohke naege olkayo?
Onje mannalkkayo?
Naega dul su opsdamyeon ijjog-eulo nam-a isseumnida.
Nan uri hoeuireul jiyeonhaeseo mianeyo.
Nan bogoshippho.

Saturday, November 13, 2010

Nilai-nilai Islam dalam The Secret


The Secret susunan Rhonda Bryne. Kalian pasti familiar dengan buku ini. Bagaimana tidak, sampai sekarang buku ini masih betah saja di etalase buku terpopuler TB Gramedia manapun. Dulunya, karena anti-kejamakan, saya menunda membaca buku ini. Nanti sajalah, kalau buku ini sudah tidak populer lagi. Tapi, penanti-nantian saya agaknya tidak berujung. Buku ini masih saja populer, buku sepanjang masa. Apa yang sebenarnya begitu menarik dari buku ini?

Saya mulai membaca The Secret sejak minggu lalu, kesulitan menyelesaikannya karena usikan-usikan Gerakan 30 September. Alhamdulillah, di Sabtu yang indah ini saya menuntaskan The Secret.

Rahasia terbesar di dunia ini adalah hukum tarik-menarik. Kita menarik apa yang kita pikirkan ke dalam diri kita. Kata penulis-penulis dalam The Secret, alam semesta bagai jin, jika kita memikirkan sesuatu, kita telah memintanya, dan alam semesta akan mewujudkannya. Operasionalisasi hukum tarik menarik seperti ketika kita memikirkan bahwa kita akan gagal dalam suatu hal, kita menarik semua hal yang memungkinkan kita gagal, dan pada akhirnya kitapun gagal seperti yang kita 'minta' pada semesta. Hal ini adalah refleksi hadits qudsi: Aku adalah apa yang hamba-Ku sangkakan (HR Bukhari). Jika kita berpikir (baca: meminta) dan kita meyakini pikiran (baca:permintaan), kita akan mendapatkan apa yang kita pikirkan itu.

"In ahsantum, ahsantum li anfusikum, wa in asa'tum falahaa" (QS 17:7) saya yakin, kata 'ahsantum' di sini bukan hanya dimaknai sebagai 'perbuatan baik' tetapi juga 'pemikiran baik/positif'. Berpikir positif akan menarik semua hal positif pada diri kita, demikian pula sebaliknya. Kalau kita memiliki visi akan sesuatu, pikirkanlah hal itu terus menerus, jangan memiliki keraguan (baca: asa'). Dan semua visi kita akan terwujud, yakini itu. Alam semesta ini begitu kuasa dan melimpah untuk memberi kita, karena penciptanya adalah Yang Maha Kuasa dan Maha Kaya. Dari konteks inipun kita diajak untuk terus mempercayai asma dan sifat Allah, salah satu bagian dari tauhid (tauhid asma wa sifah), bahwa Allah Maha Kaya, Allah pencipta semesta akan memberi kita apapun. APAPUN.

Misalnya, jika kita memiliki visi tentang kekayaan. Keluarlah dari pikiran-pikiran mengenai keterbatasan. Hal-hal mengenai 'ketidakcukupan' adalah kebohongan yang luar biasa besar. Kita harus meyakini kelimpahan. Hanya kelimpahan. Dengan demikian kita akan dilimpahi kelimpahan. Salah satu metode untuk menarik kelimpahan kepada diri kita, adalah dengan memberi sebanyak-banyaknya. Berpura-puralah menjadi orang kaya untuk semakin menguatkan keyakinan pada visi kita, maka alam semesta akan mewujudkannya. Inilah kandungan hadits: Tidak akan berkurang harta yang disedekahkan kecuali bertambah (HR. Tirmidzi). Nyatalah janji Allah.

Nilai keislaman lain pada The Secret adalah pada bagian kesyukuran. Untuk menghimpun semua hal postif adalah dengan bersyukur terlebih dahulu. Jika kita terus dibayangi ketidaksyukuran, mustahil bagi kita menarik energi positif. Prinsip utama hukum tarik-menarik adalah kemiripan menarik kemiripan. Ketidaksyukuran akan menarik semakin banyak hal serupa. Syukuri diri kita dengan mulai mencintai diri kita sendiri, dan kitapun akan mulai mencintai dan bersyukur atas orang lain.

Dalam The Secret diperkenalkan konsep "Papan Tulis Kehidupan", bahwa kita menulis kehidupan kita sesuai yang kita pikirkan. Kitalah yang menentukan apa jadinya diri kita. Kita mungkin bertanya, lalu bagaimana dengan takdir? Saya ingin mengulang pernyataan Ustad dalam kajian jumat pagi 'Minhajul Muslim':

"Tahukah kita takdir yang telah dituliskan oleh Allah di lauh mahfuz?"

Jawabannya, tidak ada satupun dari kita yang tahu. Kita berpikir tentang hidup kita, dengan demikian kita menuliskan hidup kita.

Begitu banyak nilai-nilai keislaman dalam The Secret. Dan di sinilah saya semakin menyadari dan meyakini kebenaran Islam. Islam telah mengajarkan kita semua itu jauh sebelum seseorang menyusun teori tarik-menarik.

PS:Izinkan saya untuk menceritakan salah satu operasionalisasi hukum tarik-menarik yang baru saja terjadi. Jadi, Pak Aswar Hasan meminta kami untuk membuat artikel mengenai salah satu mata kuliah sebagai pengganti midsemster. Saat saya menyusun artikel itu, pikir saya, saya akan mengirimnya ke Tribun Timur, dan saya yakin tulisan ini akan dimuat. Sudah setahunan lebih sejak artikel pertama saya dimuat di Tribun Timur (September 2009), tulisan-tulisan saya sebelumnya tidak pernah dimuat lagi. Tapi saya memiliki keyakinan pada tulisan saya yang satu ini. Dan tahukah kawan, hukum tarik-menarik mendeklarasikan eksistensinya pada saya: tulisan saya dimuat pada Sabtu 6 November. Sekarang giliran kalian membuktikan rahasia!