Thursday, February 14, 2013

Bijaksana di Musim Berkekurangan

Tujuh tahun berkelimpahan. Tujuh tahun berkekurangan. Itu terjemah mimpi Nabi Yusuf alaihissalam atas Akhnatun, raja Mesir, ribuan tahun silam. Benarlah perkataan Nabi Yusuf bahwa hidup kita seperti 14 tahun itu: dalam tujuh tahun berkelimpahan, alangkah bijaksananya jika kita menyimpan hasil panen untuk bekal tujuh tahun kemarau nanti. Tapi tidak semua orang percaya bahwa kita akan mengalami musim kekurangan, beberapa orang terlena dengan masa subur, dan lupa untuk membekali diri. Tapi semua orang telah mendengar tentang berita musim kemarau, hanya saja mereka tidak cukup bijaksana. Bijaksana dalam hal bersiap dan berbekal. Karena sungguh kita tidak kehilangan sesuatu jika kita berbekal.

Mari kita renungkan: orang yang kaya raya, memiliki segala sumber daya, bahkan melebihi dari yang ia butuhkan, adakah rugi jika ia menyimpan sebagian dari yang tidak ia butuhkan untuk berjaga-jaga saat nanti ia mengalami kesulitan? Dapatkah dikatakan bahwa ia membuang hartanya, jika ia menyimpannya untuk dirinya sendiri?

Mari kita renungkan: orang yang hidup di dunia menjadi orang baik, saat resah ia mengadu pada kekuatan yang ia percaya jauh lebih kuasa dari dirinya, dari 24 jam yang ia miliki ia meluangkan untuk menyembah kekuatan itu... adakah ia rugi? Adakah ia telah membuang waktunya dengan percuma jika ia menjadi orang baik, karena dengan itu ia percaya ia telah berbekal untuk kehidupan nanti?

Kalau saja, dan hanya kalau saja, tidak ada musim kemarau setelah musim hujan ini, orang yang kaya tidaklah rugi, karena bekal itu masih jadi miliknya. Kalau saja, dan hanya kalau saja, tidak ada hisab dan kehidupan akhirat setelah dunia, pun menjadi orang baik tidak akan merugi.

Justru kita harus menjadi lebih bijaksana. Karena jika kita berpikir sebaliknya, kita dalam masalah besar. Kalau kita orang kaya yang tidak berbekal, maka saat musim kemarau, kita mati kelaparan. Kalau kita menjadi orang jahat yang tidak memiliki kebaikan, maka apa yang dapat dihisab?

Seseorang hanya akan menuai apa yang ia tanam.
--renungan 1 dari serial Nabi Yusuf produksi Iran: Yusuf Payamber