Ini masih tentang sepasang ponaan saya yang lucu-lucu. (Harap maklum saja kalo saya sering cerita soal mereka, mereka adalah pereda stress saya.)
Kamu mungkin familiar dengan ucapan: "Good boy, good boy." lazimnya sih ucapan ini keluar dari seorang pemilik anjing yang anjingnya tuh kepinteran. Tapi bagaimana mungkin ucapan itu keluar dari kakak ke adiknya? Ya, mungkin saja kalo itu ponaan saya.
Saya lagi buat roti maryam, saat Fafa berobsesi memasukkan selop neneknya ke adonan saya. Umminya sudah beberapa kali mengembalikan selop itu ke tempatnya, tapi selalu saja berhasil dibawa lagi sama si Fafa -ini saya ga ngerti, umminya yang oon apa Fafa yang kepinteran. Hal ini membuat si Ummi nyeletuk: "Fafa toh, biar sudah dilempar, dia ambil lagi... kayak....," tapi karena dia ngelihat kakaknya si Fafa, Umair, perkataannya ga disambung.
"Kayak anjing Fafa, Ummi!" bukan sulap bukan sihir emang bandel, Umair yang lanjut. "Iya toh Mi?" Umair melempar sandal itu lagi. Dan Fafa mengikuti ke mana sandal itu melayang, mengambilnya, dan mengembalikannya ke Umair.
"Good boy, good boy!" itulah kata Umair.
Saya dan Umminya ini dua bocah cuma bisa geleng-geleng sambil ketawa.
Kamu mungkin familiar dengan ucapan: "Good boy, good boy." lazimnya sih ucapan ini keluar dari seorang pemilik anjing yang anjingnya tuh kepinteran. Tapi bagaimana mungkin ucapan itu keluar dari kakak ke adiknya? Ya, mungkin saja kalo itu ponaan saya.
Saya lagi buat roti maryam, saat Fafa berobsesi memasukkan selop neneknya ke adonan saya. Umminya sudah beberapa kali mengembalikan selop itu ke tempatnya, tapi selalu saja berhasil dibawa lagi sama si Fafa -ini saya ga ngerti, umminya yang oon apa Fafa yang kepinteran. Hal ini membuat si Ummi nyeletuk: "Fafa toh, biar sudah dilempar, dia ambil lagi... kayak....," tapi karena dia ngelihat kakaknya si Fafa, Umair, perkataannya ga disambung.
"Kayak anjing Fafa, Ummi!" bukan sulap bukan sihir emang bandel, Umair yang lanjut. "Iya toh Mi?" Umair melempar sandal itu lagi. Dan Fafa mengikuti ke mana sandal itu melayang, mengambilnya, dan mengembalikannya ke Umair.
"Good boy, good boy!" itulah kata Umair.
Saya dan Umminya ini dua bocah cuma bisa geleng-geleng sambil ketawa.