Kita benar-benar menarik apa yang ingin kita tarik ke dalam kehidupan kita. Kekuasaan Allah di atas segalanya, dan mudah saja bagi Allah memberi kita semua itu, selama kita meyakini tanpa setitikpun ragu dalam diri kita.
*
Alhamdulillah sudah seminggu saya di Ames, Iowa, US. Sudah sejak dulu saya mau menulis segala hal yang telah saya lalui selama di Ames, tapi karena minggu ini benar-benar sibuk, saya baru bisa menyempatkan hari ini.
Seperti bangun di dalam mimpi, saya bisa berada di Ames, salah satu kota kecil di sudut Iowa. Kota hijau yang langitnya selalu cerah. Tiap sore, dandelion beterbangan di sepenuh kota, seperti salju yang turun dari langit. Cuacanya cerah tapi cukup sejuk bagi kami. Di sekitar apartemen, kelinci dan tupai berkeliaran bebas. Subhanallah... benar, saya pernah bermimpi berada di tempat ini.
*
Grup Iowa IELSP Cohort 9 tiba pada tanggal 31 Juni 2011, pukul 7 malam. Tetapi karena musim panas, pukul tujuh malam seperti pukul 3 siang di Indonesia: terang benderang. Oleh Ms. Xiong sang chaperone, kami diantar ke restoran Asia di mana kami bisa makan nasi dan masakan Asia lainnya.
Setelah makan, kami berangkat ke walmart, semacam groceries seperti carrefour atau alfa di Indonesia. Kami membeli keperluan dasar kami selama beberapa hari ke depan. Pukul 11 malam kamipun berangkat ke apartemen.
Teman seapartemen saya adalah Dwi. Dia akhwat juga seperti saya. Dia suka masak juga seperti saya. Dia suka menulis juga seperti saya. Pokoknya banyaklah kesamaan saya dengan dia yang bikin saya bersyukur sekali bisa seapartemen dengan Dwi.
Hari-hari selanjutnya dipenuhi dengan tes penempatan kelas sebelum kuliah dimulai. Kami juga mulai belajar menumpangi CyRide, bus keliling Ames. Serta bagaimana makan di Union Drive Community Center, semacam kantin besar di mana kami bisa makan sepuasnya. Kami berkenalan dengan banyak warga Indonesia di Ames: bu Evi, Imelda, Destri, Jeremy dan Mas Ireng (yang kemudian menjadi guide kami ke mana-mana).
Ada banyak hal yang pertama kali saya lakukan selama di Ames, beberapa di antaranya adalah membersihkan apartemen saya di Schilletter University Village dengan vacuum, yang saking katroknya saya debu vacuum pada berhamburan keluar semua. Laundry di landromat SUV yang butuh satu setengah jam sampai saya tidur seperti tunawisma di dekat mesin cuci :D. Serta banyak hal baru lainnya.
Untuk hal ibadah adalah yang paling membingungkan selama minggu-minggu awal di Ames. Tapi sedikit demi sedikit kami mulai terbiasa dengan jadwal sholat musim panas. Kami juga telah membuat musholla khusus kami sendiri di sebuah ruang khusus dekat restroom. Plus, setelah sekian lama gelisah karena belum-belum juga tau masjid, kami sekarang sudah mengunjungi masjid. Masjid ini terletak di Ontario Street, sekitar 15 menit jalan kaki dari Union Drive, tapi dijamin ngos-ngosan pas tiba di masjidnya -mungkin lebih baik naik CyRide. Alhamdulillah masjidnya bagus sekali, memberi ketenangan bagi jiwa-jiwa kami yang gelisah.
*
Nah, seperti yang telah saya tulis sebelumnya: bisa berada di sini adalah anugrah Allah yang sangat besar bagi saya. Dan saya tidak bisa berhenti tertawa dalam hati mengenai apa yang melatarbelakangi ini semua. Suatu hal besar yang memberi perubahan tak kalah besarnya bagi hidup saya. Skenario Takdir sampai hari ini masih sangat menarik untuk saya perankan. Alhamdulilah, alhamdulillah, alhamdulillah. Ya Allah, maka nikmat-Mu yang manakah yang hendak kami dustakan?