Tuesday, September 27, 2011
Padi- Tempat Terakhir
ditujukan pada toga dan Baruga. :)
Monday, September 19, 2011
Nasihat untuk Diri Sendiri
Jangan letakkan harapanmu
pada manusia dan benda.
Manusia mati dan pergi.
Benda rusak dan hilang.
Monday, September 12, 2011
Dari Mereka...
Ini paket penerimaan dari Intensive English & Orientation Program, Iowa State University. Mom (Alyssa Xiong) memberi kami setelah placement test terakhir.
Kantong segede gambreng ini dikasih oleh Betty, wanita yang hobi ngomong slang dari Washington. Saya ketemu Betty di depan Mall of America, Minneapolis. Siapa yang tahu kantong ini kelak amat sangat berguna buat masa depan laundry saya.
Ini dari Bu Evi tersayang. Wanita bersuku Padang yang telah lama menetap di Ames, IA. Bu Evi menikah dengan Pak Jim Lee, dan menjadikankan Pak Jim muslim. Sekarang Bu Evi punya dua pasukan: Jasmine dan Adam yang sangat manis :) Bu Evi ngasih hadiah ini setelah memperhatikan ternyata saya seneng masak kayak dia. Plus dikasih resep carrot cupcake sama coconut cupcake. Kue buatan Ibu yang paling saya suka :)
Ini hadiah tambahan dari Bu Evi. Brief History tiap state di US. I love her.
Ini dari Ica. Sahabat saya selama di US. Kami sering bertengkar di kelas, tapi pertengkaran itu semakin mengakrabkan kami berdua. Kata Ica tas Aceh ini bisa jadi pasport holder.
Ini dari June, sahabat Korea kami. Bersama Doh, kamu dapat kombo lengkap Korea. June termasuk cewek Korea tak normal, dia tidak suka dandan. Mungkin karena dia sudah lama di Roma. Dan Doh, innocent guy Doh... kangen dia, dia bilang dia vegetarian, tapi dia suka sekali soto buatan saya.
Ini dari pramugari Singapore Airlines, kata dia cuma orang terpilih yang dapat. Saya percaya XD
Migyu Kang, guru Korea kami, juga tidak mau ketinggalan memberi suvenir untuk kami. Dia membagikan stiker wajah ini. Umumnya ini dipake untuk nonton football, tapi musim pertandingan baru dimulai, dan kami semua sudah tidak di sana. Ini sedih.
Ini dari mom Alyssa Xiong, koordinator kami selama di sana. Mom memberi ini setelah mendengar obrolan saya dan Danielle tentang Emma-Jane Austen. Mom memang sangat perhatian. Dan saya harus bersyukur mendapat perhatian lebih dari Mom... soalnya tidak semua teman sering dapat hadiah dari dia.Mom memberi saya kaset ini karena saya pernah nyeletuk tentang salah satu scoring film ini yang lumayan keren. Lihat betapa perhatiannya dia sama kami... atau saya harus bilang, saya. hehe
Nah, satu lagi hadiah dari Mom, nama mainan ini Jenga (Jeng-ga). Jason, Micah, Bettina dan Allison pernah mengadakan hangout party sama kami dan mereka membawa Jenga. Besoknya Mom bertanya apa pestanya seru, dan saya cerita soal kami main Jenga dan saya berencana beli mainan itu di Target. Tau-tau besoknya dikasih sama Mom :)
Hadiah perpisahan dari Mom. Surat dan gantungan kunci Iowa State. Ini yang paling sedih. Mom membagikan surat ini di Chicago, dan itulah ketika kami semua nangis, sampai petugas bandara Ohare juga ikut-ikutan nangis melihat kami.
Ini dari the de thuog, Phu Duong. Surat perpisahan dan satu bungkus mi terakhir. Tiap kali Phu ke Schilletter untuk main voli, dia selalu membawakan saya berbungkus-bungkus mi vietnam ini, sejak saya bilang saya suka sekali. Dan ini mi terakhir dari Phu. :(
Kenangan selama berada di Ames jelas lebih banyak dari ini, dan untuk setiap kenangan itu saya harus selalu mengucapkan hamdalah. Meski bilyunan kali saya ucapkan, sampai angkanya melampaui dan saya tak tahu lagi bagaimana mengucapkannya, masih saja belum cukup atas semua nikmat yang telah Allah berikan.
Kantong segede gambreng ini dikasih oleh Betty, wanita yang hobi ngomong slang dari Washington. Saya ketemu Betty di depan Mall of America, Minneapolis. Siapa yang tahu kantong ini kelak amat sangat berguna buat masa depan laundry saya.
Ini dari Bu Evi tersayang. Wanita bersuku Padang yang telah lama menetap di Ames, IA. Bu Evi menikah dengan Pak Jim Lee, dan menjadikankan Pak Jim muslim. Sekarang Bu Evi punya dua pasukan: Jasmine dan Adam yang sangat manis :) Bu Evi ngasih hadiah ini setelah memperhatikan ternyata saya seneng masak kayak dia. Plus dikasih resep carrot cupcake sama coconut cupcake. Kue buatan Ibu yang paling saya suka :)
Ini hadiah tambahan dari Bu Evi. Brief History tiap state di US. I love her.
Ini dari Ica. Sahabat saya selama di US. Kami sering bertengkar di kelas, tapi pertengkaran itu semakin mengakrabkan kami berdua. Kata Ica tas Aceh ini bisa jadi pasport holder.
Ini dari June, sahabat Korea kami. Bersama Doh, kamu dapat kombo lengkap Korea. June termasuk cewek Korea tak normal, dia tidak suka dandan. Mungkin karena dia sudah lama di Roma. Dan Doh, innocent guy Doh... kangen dia, dia bilang dia vegetarian, tapi dia suka sekali soto buatan saya.
Ini dari pramugari Singapore Airlines, kata dia cuma orang terpilih yang dapat. Saya percaya XD
Migyu Kang, guru Korea kami, juga tidak mau ketinggalan memberi suvenir untuk kami. Dia membagikan stiker wajah ini. Umumnya ini dipake untuk nonton football, tapi musim pertandingan baru dimulai, dan kami semua sudah tidak di sana. Ini sedih.
Ini dari mom Alyssa Xiong, koordinator kami selama di sana. Mom memberi ini setelah mendengar obrolan saya dan Danielle tentang Emma-Jane Austen. Mom memang sangat perhatian. Dan saya harus bersyukur mendapat perhatian lebih dari Mom... soalnya tidak semua teman sering dapat hadiah dari dia.Mom memberi saya kaset ini karena saya pernah nyeletuk tentang salah satu scoring film ini yang lumayan keren. Lihat betapa perhatiannya dia sama kami... atau saya harus bilang, saya. hehe
Nah, satu lagi hadiah dari Mom, nama mainan ini Jenga (Jeng-ga). Jason, Micah, Bettina dan Allison pernah mengadakan hangout party sama kami dan mereka membawa Jenga. Besoknya Mom bertanya apa pestanya seru, dan saya cerita soal kami main Jenga dan saya berencana beli mainan itu di Target. Tau-tau besoknya dikasih sama Mom :)
Hadiah perpisahan dari Mom. Surat dan gantungan kunci Iowa State. Ini yang paling sedih. Mom membagikan surat ini di Chicago, dan itulah ketika kami semua nangis, sampai petugas bandara Ohare juga ikut-ikutan nangis melihat kami.
Ini dari the de thuog, Phu Duong. Surat perpisahan dan satu bungkus mi terakhir. Tiap kali Phu ke Schilletter untuk main voli, dia selalu membawakan saya berbungkus-bungkus mi vietnam ini, sejak saya bilang saya suka sekali. Dan ini mi terakhir dari Phu. :(
Kenangan selama berada di Ames jelas lebih banyak dari ini, dan untuk setiap kenangan itu saya harus selalu mengucapkan hamdalah. Meski bilyunan kali saya ucapkan, sampai angkanya melampaui dan saya tak tahu lagi bagaimana mengucapkannya, masih saja belum cukup atas semua nikmat yang telah Allah berikan.
Sunday, September 11, 2011
Merindukan Tanah Haram
Alhamdulillah, hari ini adalah kali pertama saya bertemu saudari seliqoat sejak 3 bulan lamanya. MR saya alhamdulillah baru kembali dari melaksanakan ibadah umrah, dan umrah yang beliau laksanakan adalah jenis umrah yang sudah sejak dulu nangkring di bucket list saya: UMRAH I'TIKAF!
Umrah I'tikaf adalah umrah 10 hari terakhir ramadhan di masjid nabawi dan masjidil haram dan nilainya setara dengan haji. Subhanallah... saya ingat pernah bekerja di agensi travel umrah dan haji untuk yang satu ini, sangat berharap bahwa kelak Allah memanggil saya untuk menziarahi haramain melalui perantara tersebut. Tapi akhirnya saya berhenti untuk kuliah, lalu saya berakhir membawa air zam-zam dan parfum Arab yang disebut misq dari Amerika (?). Walhasil, cuma bisa mupeng habis-habisan mendengar cerita MR saya.
Saya benar-benar berharap suatu hari Allah memanggil nama saya ke tanah suci. Amin ya Allah, ya robbal 'aalamiiiin. Allahummarzuqnaa fi ziyaratil haramain. Alahumma, innaka qulta, ud'uuny astajib lakum, fastajib du'aiy.
Umrah I'tikaf adalah umrah 10 hari terakhir ramadhan di masjid nabawi dan masjidil haram dan nilainya setara dengan haji. Subhanallah... saya ingat pernah bekerja di agensi travel umrah dan haji untuk yang satu ini, sangat berharap bahwa kelak Allah memanggil saya untuk menziarahi haramain melalui perantara tersebut. Tapi akhirnya saya berhenti untuk kuliah, lalu saya berakhir membawa air zam-zam dan parfum Arab yang disebut misq dari Amerika (?). Walhasil, cuma bisa mupeng habis-habisan mendengar cerita MR saya.
Saya benar-benar berharap suatu hari Allah memanggil nama saya ke tanah suci. Amin ya Allah, ya robbal 'aalamiiiin. Allahummarzuqnaa fi ziyaratil haramain. Alahumma, innaka qulta, ud'uuny astajib lakum, fastajib du'aiy.
Wednesday, September 7, 2011
Tupai!
For my whole life, out of many wishes from my bucket list, I always expect to see squirrels. I was growing up watching the looney tunes serial, that made me wonder what is it look like? Is it cute? How's the size? Is it tiny?
And Alhamdulillah, it was God willing that I managed to cross that wish now. I run into this cute little fella.
Have you ever seen a posing squirrel. Nah? O, I've seen it many time while I was in Ames. Look at that cute tiny face. The cuteness is killing me! The squirrel actually held an acorn, but since it saw me with my camera, it came to me and stayed for a while there. It's like a reunion for me and all the squirrels (?). I just thankful to befriended with em.
And Alhamdulillah, it was God willing that I managed to cross that wish now. I run into this cute little fella.
Have you ever seen a posing squirrel. Nah? O, I've seen it many time while I was in Ames. Look at that cute tiny face. The cuteness is killing me! The squirrel actually held an acorn, but since it saw me with my camera, it came to me and stayed for a while there. It's like a reunion for me and all the squirrels (?). I just thankful to befriended with em.
Alan Rickman & Alexandre Desplat.
Saya diberi kesempatan nonton Harry Potter and The Deathly Hallow part II tanggal 19 Juli lalu di bioskop Staples, South Duff, Ames. Sekalipun saya penggemar berat sekuel HP, saya tidak begitu berminat sama filmnya. Apalagi sejak Columbus lalu Cuaron diganti. Stress berat dimulai di HP and the Goblet of Fire. Jadi, saya tidak pernah repot-repot ke bioskop untuk nonton film HP.
Lalu di sinilah saya, berusaha menghormati perpisahan dengan film HP dan ajakan teman-teman IEOP. Dengan demikian saya mengeluarkan $7.5 untuk satu tiket plus kacamata 3D, bersama Dwi, Billy, dan Phu Duong.
Tanpa bangga jadi norak, ini kali pertama saya nonton film 3D. Muahahahahaha!
Saya tidak berharap banyak dari filmnya, karena hati saya telah patah sejak kontrak Alfonso Cuaron tidak diperpanjang. Dia sutradara adaptasi HP terbaik menurut saya. Tapi begitu saya duduk di bioskop aneh, yang kursinya disusun cenderung horizontal itu, saya tahu saya telah salah. Terimakasih pada Alexandre Desplat.
Saya sangat menghargai soundtrack, menyusun sepaket soundtrack film tak akan beda susahnya dengan menyutradarai film. Inilah yang saya dengar sebagai pembuka film itu, dan ini telah berhasil menangkap minat saya.
Lalu di sinilah saya, berusaha menghormati perpisahan dengan film HP dan ajakan teman-teman IEOP. Dengan demikian saya mengeluarkan $7.5 untuk satu tiket plus kacamata 3D, bersama Dwi, Billy, dan Phu Duong.
Tanpa bangga jadi norak, ini kali pertama saya nonton film 3D. Muahahahahaha!
Saya tidak berharap banyak dari filmnya, karena hati saya telah patah sejak kontrak Alfonso Cuaron tidak diperpanjang. Dia sutradara adaptasi HP terbaik menurut saya. Tapi begitu saya duduk di bioskop aneh, yang kursinya disusun cenderung horizontal itu, saya tahu saya telah salah. Terimakasih pada Alexandre Desplat.
Saya sangat menghargai soundtrack, menyusun sepaket soundtrack film tak akan beda susahnya dengan menyutradarai film. Inilah yang saya dengar sebagai pembuka film itu, dan ini telah berhasil menangkap minat saya.
Lalu datanglah Alan Rickman sebagai pemeran Severus Snape. Saya ingat tokoh ini favorit saya di buku ketujuh. Kisah dari pensieve yang pilu mengenai Snape dan Lily, dan itu selalu berhasil merontokkan hati saya, ingat bagaimana JK Rowling dengan sukses mengemas itu semua dari buku pertama hingga ke tujuh. Lalu saya ingin tahu, bagaimanakah film ini akan memvisualisasikan kisah itu. Sebut saja saya naif, dan saya memang naif, saya selalu membandingkan buku dan film.
Siang itulah saya tahu David Yates telah sukses mengadaptasi buku. Rasa sakit yang saya alami saat membaca, sama dengan rasa sakit saat menonton. Itu kesedihan temporer kata Prof Dedy Mulyana, hanya saja hasilnya mata bengkak dan wajah berlinangan air mata.
Balik pada Alan Rickman. Saya harap saya punya semacam Oscar atau apalah itu, dia harus memenangkan suatu penghargaan atas aktingnya yang luar biasa. Juga Alexandre Desplat atas musik yang menakjubkan, menghidupkan keseluruhan film sehingga film ini memang pantas dikatakan sukses.
Saya harus mohon maaf pada Alfonso Cuaron, karena ini adalah adaptasi paling keren dari 8 adaptasi HP.
Scoring yang ini paling saya suka, judulnya Statues:
Label:
film,
IELSP,
review film
Subscribe to:
Posts (Atom)