Jika mereka punya 14 Februari sebagai hari kasih sayang,
untuk mengenang seseorang bernama Valentino yang mengorbankan dirinya, maka
kita akan selalu mengenang 10 Dzulhijjah sebagai hari kasih sayang kita. Kasih
sayang orang tua pada anaknya, kasih anak pada orang tuanya, cinta mereka pada
Allah, dan yang terpenting ialah cinta Allah pada mereka. Cinta yang sedang
kita bicarakan ini adalah cinta yang jernih, tanpa syarat, cinta yang
tertinggi. Inilah hari kita merayakan cinta yang tertinggi: Idul Adha.
Di hari perayaan cinta yang tertinggi, ingatanku khusus
kudedikasikan pada satu orang.
Orang itu berada sungguh jauh dari jarak pandang seperti
semua orang yang kurindukan. Seumur hidup aku sudah bangun dan tahu akan
bertemu dia pagi, siang, dan malam. Prilakunya yang kutiru, ucapnya yang
kuimitasi, sampai hari di mana aku bisa berlari dan berbicara untuk diriku
sendiri. Tapi aku tahu, saat aku lari, aku selalu punya tempat kembali. Untuk
berbicara dan berbagi mengenai apa yang kulalui: dia.
Lalu hari yang dinanti itu tiba: ia dibawa pergi seseorang
yang asing. Entahlah, saat semua orang tertawa bahagia, aku merasa sungguh
sepi. Seumur hidupku dia sudah menjadi semacam garis mulai dan garis kembali
untukku. Aku pergi dan pulang padanya, dengan semua cerita-ceritaku. Lalu
sekarang, garis itu tak ada lagi, menjadi milik orang lain. Entah sampai kapan
aku bisa beradaptasi dengan situasi itu.
Tapi kita menjalani hidup masing-masing, dan meskipun
demikian, aku tidak pernah kehilangan dia. Orang itu masih selalu ada. Dia
bahkan membawa serta orang-orang baru yang sepertiku: meniru prilaku dan
ucapnya. Sungguh ia telah mengikat banyak orang dengan dirinya. Sungguh besar
pengaruhnya terhadap hidup orang lain. Dan ia patut berbangga dan syukur atas
itu.
Hari ini aku kembali berlari, dan jarak yang kulalui sungguh
jauh. Tapi aku tidak khawatir lagi, karena sekarang aku tahu, saat kita jauh,
saat itu pulalah kita menyadari arti sesuatu dan seseorang yang dekat dengan
kita lebih dari kapanpun. Untuk itu aku bersujud syukur. Lagipula aku akan
kembali. Akan kuceritakan semua yang telah kulalui padanya. Seperti lazimnya
hidupku.
Kudedikasikan hari cinta tertinggiku untuknya. Aku mencintai
dia karena Allah.
Terutuk: Kakak Ipa.
No comments:
Post a Comment