Dua minggu sekali saya mengunjungi sebuah flat muslimah turki bernama Zeynep dekat Masjid El-Feth. Di sana, saya bersama Dita, Nola, Deena dan Aicha, sahabat Maroko kami, berdiskusi dengan Zeynep mengenai agama. Sebenarnya Zeynep lebih dominan dalam diskusi. Ia biasa membaca tulisan-tulisan dari buku Risala-i Nur. Salah satu yang paling berkesan adalah dalam kontemplasinya ia berkata: "We, in science, think too much about causal effect. Like something happens because of this and that. But are the causes creator? No right? We know why bird flies, but who created birds, who created gravity, who created air?" Hal yang sama ingin saya kemukakan pada orang-orang yang belakangan ini namanya sering bergaung di belakang kepala saya, atau dengan kata lain, di alam bawah sadar saya: mereka adalah Chomsky, Hauser, Seyfarth, Kirby, Christensen, Bickerton, Moll dan Tomasello dan masih banyak kawan lagi. Mereka terus menerus berdebat mengenai hal yang paling penting dalam evolusi bahasa: evolusi biologi (phylogeny) atau transmisi budaya dan pembelajaran individu (ontogeny). Mereka kebingungan mencari-cari kapan bahasa pertama kali ber-evolusi. Sebenarnya jawabannya mudah saja bagi orang seperti saya:
"Dan (Allah) mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)seluruhnya..." QS.Al-Baqarah : 31Karena itu mungkin Chomsky dan gengnya benar. Bahwa bahasa adalah hal yang 'innate', turunan dalam darah kita, yang tidak bisa kita debat lagi.
Terakhir, saya ingin mengutip Natural World:
"We give words to thoughts and feelings,
without words,
is thinking even possible?"
No comments:
Post a Comment