Tertegun saya pada satu obrolan dengan suami tentang pekerjaan.
"Abi, kenapa sih orang harus bekerja?"
"Karena bekerja itu ibadah dik. Bahkan bekerja itu wajib hukumnya."
Selama ini pikiran saya mengenai pekerjaan adalah sebagai sumber penghidupan saja, tetapi suami saya sejak awal memandangnya sebagai ibadah. Wajib pula. Ia mengharamkan pada dirinya sendiri duduk berdiam diri dan tidak melakukan apa-apa, seperti orang yang tengah mengabaikan sebuah ibadah wajib. Orang yang tidak sholat.
Pertanyaan itu muncul ketika bersinggungan dengan topik parenting mengenai anak yang ditinggal orang tuanya bekerja.
"Kenapa Ummi harus bekerja?"
"Ummi harus mengumpulkan uang, kamu dan adik-adikmu kan harus sekolah, sekolah itu butuh biaya nak."
Jawaban orang tua seperti ini sangatlah apa adanya, namun tidak cukup bijaksana. Pada beberapa kasus, jika bukan fenomena, anak akan memusuhi pekerjaan orang tuanya karena telah memisahkannya dengan orang tuanya. Bahwa mencari uang lebih penting dari kebersamaan dengan mereka. Bahwa orang tua adalah tempat meminta uang sekolah, dan keperluan lainnya. Naudzubillah.
Jika merubah redaksi jawaban sedikit saja menjadi "karena bekerja itu ibadah nak. Bekerja itu seperti sholat, puasa. Muslim yang taat pasti rajin bekerja juga nak, karena senang mendapat pahala dari Allah."
Maka anak akan melihat, seperti sholat di mana ia merasa 'terpisah' dari orang tuanya, bekerja memisahkannya juga, dan tak mengapa, karena ibadah adalah urusan habluminallah. Allah memang lebih penting dari dirinya. Ia harus menerima itu dengan lapang dada.
Cukup sederhana bukan? Tetapi dapat merubah sebuah pola pikir yang dibentuk sedari dini. Kelak anakpun akan rajin bekerja seperti ia rajin sholat, karena tahu bahwa bekerja juga mendapat pahala, Allah senang terhadap orang yang rajin bekerja.
Lalu bagaimana dengan ibu? Bukankah pekerjaan itu hanya wajib untuk ayah?
Kami tidak akan memperkenalkan pola pikir seperti itu pada keturunan kami insyaAllah. Pekerjaan menjadi sebuah ibadah baik bagi muslim maupun muslimah. Semua mendapat pahala dari Allah karena bekerja. Biarlah mereka sendiri kelak yang mengenali hikmah dari bekerjanya seorang muslimah, yang paling tidak telah dirasakan oleh Ummi mereka. Namun tentu, pola pikir ini disertai pemahaman dan contoh bahwa perempuan mesti mentaati suami. InsyaAllah.