Ummi pulang. Kalau biasanya dia membawa t-shirt dan gantungan kunci, kali ini Ummi membawa oleh-oleh yang tidak biasa: sepasang sneaker belel.
Sneaker itu warnanya coklat dengan line merah. Sudah terlihat tua. Robek dan berbulu. Talinya bahkan hampir putus. Kata Ummi lagi cuci gudang, cuma sepuluh euro. Begitu Ummi lihat sneaker itu di suatu toko khusus sepatu, langsung teringat saya.
Saya memperhatikannya lagi.
Sneaker ini benar-benar belel. Mana ada sneaker baru bulukan begini?
"Iya, ini baru. Kan tambah bulukan, tambah keren katamu."
Masih ada barcodenya. Memang baru. Tapi sebenarnya Ummi tidak perlu khawatir, saya tahu, sejak sneaker itu keluar dari koper Ummi, saya sudah menyukainya. Sangat.
Saya memperhatikannya lagi.
Sneaker ini benar-benar belel. Mana ada sneaker baru bulukan begini?
"Iya, ini baru. Kan tambah bulukan, tambah keren katamu."
Masih ada barcodenya. Memang baru. Tapi sebenarnya Ummi tidak perlu khawatir, saya tahu, sejak sneaker itu keluar dari koper Ummi, saya sudah menyukainya. Sangat.
No comments:
Post a Comment