Catatan ini mungkin akan mengecewakanmu, karena tak se'besar' judulnya. Ini cuma satu scene pada satu film, kalau di dunia skenario. Mungkin durasinya tak lebih dari semenit, tapi bisa saya pastikan, saya akan mengingat scene ini seumur hidup saya.
*
1: Petugas: Ayo, maju mbak (mempersilahkan Raidah ke meja di mana seorang pria tua berkacamata dan berkopiah duduk)
2: Raidah melangkah dan duduk di sisi sang pria tua. Pria itu menerima buku, menandatanganinya.
3: Adrie Subono: pastiin dulu, ini bener dua buku ya? (melihat buku)
4: BJ Habibie: Dewiyanti?
5: Raidah: benar pak, Raidah dan Dewiyanti.
6: BJ Habibie menandatangani buku ke dua, mengulurkan tangan untuk bersalaman.
7: Raidah menangkup tangan di bawah dagu.
8: BJ Habibie tersenyum dan menepuk bahu Raidah.
9: Raidah berlalu.
*
Memang tidak lama, cuma sepersekian menit, tetapi sepersekian menit ini cukup untuk membuat saya bahagia. Pada tahun 1998 saya pernah bercita-cita bertemu dengan beliau, seperti Joshua waktu itu, tetapi saya tahu anak udik macam saya mana mungkin bertemu orang penting, berpengaruh dan jenius seperti beliau. Hari ini anak udik telah salah. Dan inilah takdir Allah.
Alhamdulillahi rabbil 'alaamiin.
No comments:
Post a Comment