Banyak peristiwa yang tak pernah terjadi melintas di benakku. Cerita yang setiapnya diawali tanya: bagaimana jika? Bagaimana jika-bagaimana jika itu adalah kecemasan. Bagaimana jika-bagaimana jika itu adalah mimpi buruk. Yang perlahan mengelabui keteguhan benda rapuh bernama hati. Sehingga hampir saja, semua keteguhan atas cita-cita berserakan di jalan, tepat di depan pintu keluar menuju jutaan pintu lain di baliknya.
Kupikir aku bahagia dengan duduk di bangku kuliah. Bagaimana jika itu tipuan?
Kupikir aku selalu menikmati mengajar. Bagaimana jika itu ilusi?
Kupikir aku senang dengan pencapaian-pencapaian. Bagaimana jika itu dusta?
Lalu di manakah aku bahagia Allah? Di manakah aku bisa tetap dengan keteguhanku? Engkau berkata, belum tentu apa yang aku anggap baik akan baik bagiku, demikian pula sebaliknya... lalu harus bagaimana aku tahu apa yang baik menurutMu, bagiku... apakah yang harus menjadi korban atas semua ini? Allah... Allah... aku lemah. aku bodoh. aku tidak memiliki daya dan upaya. tanpa petunjukMu, apalah aku ya Allah.
No comments:
Post a Comment