Severe Thunderstorm. Itulah ramalan cuaca dari AccuWeather.com yang saya cek sebelum keluar apartemen di pagi yang suram tanggal 28 Juli 2011. Mungkin karena musim panas akan berakhir, hujan lebat mulai melanda Ames semingguan ini. Mungkin pula karena Ames tahu, bahwa
sekumpulan mahasiswa heboh yang ribut di mana2 akan segera meninggalkannya.
Kami mengikuti tes TOEFL di Carver Hall, tes ini akan mengukur sejauh mana kemampuan bahasa Inggris kami telah berkembang. Tapi pada hakikatnya, kami tak bisa lagi terlalu berkonsentrasi belajar sebelum TOEFL. Terlalu banyak acara dan pesta perpisahan dari teman-teman kami
selama di sana, malam hari sebelum tes TOEFLpun kami BBQ bersama orang Indonesia yang menetap atau kuliah di Ames, itu terakhir kali saya mengunjungi playground dan bermain ayunan di University Village. Jadi, selain hati saya yang remuk karena akan meninggalkan Ames, agaknya
badan saya juga hampir remuk atas semua agenda ini.
Segera setelah TOEFL, saya berkeliling Ames untuk terakhir kalinya, singgah di Strawberry Patch dan Coach House Gifts di North Grand Mall untuk membeli hadiah dan gift wrap kepada orang-orang yang telah sangat menjaga dan merawat kami selama di Ames: emak Xiong, Bunda
Evie, Bang Ireng, dan Phu Duong.
Setelah itu saya berbaring di kamar. Berlama-lama. Tak mengepak barang. Lama. Hanya menghirup aroma kamar saya. Aroma kayu, karpet, mesin sedot debu, dan lembar-lembar Bounce.
***
10. Borders
Borders adalah toko buku besar yang terletak di South Duff Ave. Saya memiliki semacam to do list selama di US, dan saya sungguh ingin memiliki novel Emma karya Jane Austen. Dari semua karakter wanita di period novel Jane Austen, saya paling senang sama Emma Woodhouse.
Begitu kami tiba di Borders, segeralah saya ke rak buku fiksi dan serasa ingin lompat kegirangan: di sana ada semua novel Jane Austen dalam berbagai versi penerbit.
Sejak itulah, saya selalu ke Borders untuk memeriksa koleksi bukunya. Ada buku yang murah sampai cuma sedolar, ada pula yang mahalnya bikin tekanan darah naik. Cara mengatasinya? O gampang. Saya mendaftar jadi Borders Reward Member, tiap minggu mendapat email yang berisi kupon diskon, dengan kupon itu saya bisa dapat potongan saat belanja buku. Ini patut dicontoh ya sahabat.
Selain lengkap buku, aksesoris, mainan, kaset, dllnya, di Borders juga sering diadakan kegiatan menarik. Pada suatu hari, saya mendapat selebaran dari pegawai Borders tentang upcoming event: pesta kostum Harry Potter berhubung dalam waktu dekat film Harry Potter akan premier. Saya langsung semangat dan menyebar informasi pada kawan-kawan. Saya dan Dwi seakan menjadi event organizer mengatur jadwal keberangkatan dan kepulangan South Duff, agar jangan sampai
ketinggalan CyRide terakhir.
Pada hari pesta kostum yang bertepatan dengan premier film di bioskop Staples, persis depan Borders, kami datang saat kuis dimulai. Seorang pegawai Borders yang pakai jubah dan topi penyihir naik ke atas meja dan memberikan pertanyaan seputar novel Harry Potter, hadiahnya adalah
dilempari permen. Anak-anak Ames yang ikut kuis begitu berisiknya menjawab pertanyaan, dan ada satu masa di mana mereka pada diam tak tau jawaban "What is the name of Sirius' hippogriff pet?"
Saya langsung angkat tangan "Buckbeak!" Duh! *Ini slang Amerika untuk mengekspresikan "jelas banget kan?!"* walhasil saya dilempari permen sama si penyihir Borders. Hehe.
Tiap pulang dari Borders, saya selalu sukses membeli 1 buku/lebih, saya lupa tentang kuota bagasi. Pas ngepak koper, jadilah saya kebingungan, ternyata saya sudah membeli sekoper lebih buku. Akhirnya dengan banyak air mata, saya mengeliminasi buku-buku yang tak relevan dan hanya membawa pulang sekoper buku.
Oiya penting diketahui, Borders bangkrut pada September 2011, sahamnya kini dialihkan ke toko buku Barnes and Noble. Borders tinggallah kenangan :(
Ok, untuk ke Borders, atau yang sekarang Barnes and Noble, naik CyRide Blue South #3
11. Goodwill
Dalam email pra keberangkatan kami ke Ames, emak Xiong sang koordinator, memberitahu kami bahwa kami tak perlu bawa banyak pakaian. Mudah menemukan pakaian di Ames, dan maksud beliau mudah adalah Goodwill.
Goodwill adalah lembaga amal berupa toko baju dan barang bekas yang tersebar di semua negara bagian US. Semua barang yang dijual di Goodwill merupakan donasi, hasil penjualannya akan disalurkan ke yang tak mampu, sehingga barang-barang di Goodwill bebas pajak. Saya ulangi: TIDAK ADA PAJAK. Tax atau pajak untuk tiap negara bagian US itu beda-beda, untuk Iowa, tax-nya adalah 7%, lumayan tinggi kan?
Ngomong-ngomong dari pajak inilah beasiswa kami berasal. Kami dibiayai 100%: pesawat, akomodasi, IEOP, konsumsi dan jalan-jalan dari biaya pajak! Saya antara dilema antara suka dan tidak suka pajak Amerika.
Ok, kembali ke Goodwill. Sebenarnya di Goodwill bukan hanya ada pakaian, tapi juga beragam barang bekas, mulai dari kaset, bingkai foto, cangkir, tv, lampu meja, printer, buku, koper, sofa, dll. Semua orang Amerika yang sudah bosan sama barang-barangnya atau mau pindahan biasa menyumbang ke Goodwill dan akan menjadi charity alias amal mereka.
Saya dan teman-teman senaaaang sekali ke Goodwill. Entahlah ini hal baik atau tidak, kami cuma berusaha sehemat mungkin, apalagi mengingat uang jajan kami dari pemerintah Amerika, tak ada salahnya menghabiskannya di charity kan? *ngeles
Di Goodwill Ames yang terletak di sebelah HyVee, teman-teman biasa mencari merchandise Iowa State University, seperti jaket, t-shirt, dll, karena beli baru amat sangat mahal saudara-saudara. Saya sendiri juga sering terpana di rak pajangan. Berada di Goodwill seperti sedang
mencari harta karun yang terpendam, boleh jadi kamu dapat, dan lebih
sering kamu tidak dapat. Muahahaha.
Selain Goodwill, lembaga dengan format begini juga ada Salvation Army.
Tapi adanya di Des Moines, tak ada di Ames.
Ke Goodwill berarti ke HyVee, Asian Market dan Pammel Grocery, kamu
tau naik CyRide apa kan? Red #1
12. Welch Ave
Untuk pertama kali saya akan memperkenalkan jalanan dan bukannya tempat spesifik. Welch Ave adalah sebuah jalan yang terletak di depan Memorial Union, bangunan utama Iowa State University. Boleh dibilang, saya sering sekali ke Welch Ave. Pertama, untuk ke kantor pos, ke dua untuk makan di Thai Restaurant, ke tiga untuk ke rumah Kayra Armstrong, sahabat kecil saya -yang tau nama saya tuh Jennifer. Hahaha
Jalanan ini sahabat, akan menerbangkan ingatanmu ke sinema-sinema liburan sekolah yang biasa kita tonton. Ada bangunan bersisian dengan jalan, kafe halaman, pintu-pintu toko yang bergemerincing tiap dibuka, rumah-rumah khas Amerika. Suatu maghrib saya pulang dari rumah Kayra, dan Welch Ave gemerlapan kunang-kunang. You can't help but to take a deep sigh of admiration. Saya resmi menjadi penggemar Welch Avenue. Menurut saya kalau kamu ada di sini, kamu juga akan suka jalanan ini.
Untuk ke Welch Ave boleh jalan setelah turun di Kildee Hall, atau menunggu CyRide Brown #6 dan turun depan post office.
14. Kelas-kelas
Dan terakhir... Kelas-kelas saya selama di Intensive English and Orientation Program (IEOP) Iowa State University. Placement test membuktikan bahwa saya masuk ke kelas Writing 3 di bawah bimbingan Kristi Jo Vermulm, Grammar 6 di bawah bimbingan Jared Brinkmann, Reading 5 di bawah bimbingan Mark Callison, dan Listening-Speaking 6 di bawah bimbingan Danielle Reier.
Biar saya beritahu, masing-masing kelas tersebut berada di gedung yang berbeda. Setiap pagi, saya naik CyRide atau biasa juga jalan kaki di Stange Road ke kampus sebelum lari ke Ross Hall kelas 31 di basement. Ross Hall adalah bangunan untuk fakultas politik dengan ratusan ruang kelas, kelas2 ini juga boleh digunakan mahasiswa fakultas lain, dan IEOP tentunya. Di sinilah kelas writing saya.
Oiya, kami menemukan ruangan kosong di sisi restroom wanita (di Amerika, toilet dikenal dengan sebutan restroom) di lantai basement Ross Hall yang telah kami fungsikan sebagai musholla. Alhamdulillah sangat efektif.
Pukul 09.50 saya jalan ke Heady Hall kelas 162 yang cuma berjarak 30 langkah dari Ross Hall untuk belajar grammar. Heady Hall adalah bangunan fakultas ekonomi.
|
Morill Hall |
Pukul 10.50, saya harus berlari ke Morill Hall yang jauhnya sekitar 200 langkah. Kami cuma punya 10 min untuk tiba di sana, itu juga kalau Jared ingat waktu, kadang kami punya 5 menit saja dan itu tak cukup untuk kaki imut Indonesia. Saat itulah saya membeli sepatu lari yang ringan dari Walmart, demi ketepatan waktu tiba di Morill Hall. Morill Hall sendiri adalah bangunan museum, pendidikan kreatif, dan seni, dan hanya ada sedikit ruangan kelas di Morill. Di sini saya belajar reading.
Sehabis kelas reading, kami ke UDCC. Pukul 1 siang biasanya saya sudah lari lagi dari UDCC lewat jalan pintas dgn melintasi menara jam Stanton Carillon agar tiba tepat 1.30 di Heady Hall untuk belajar listening-speaking.
Ya, begitulah, Senin sampai Jumat.
Sahabat, kamu bertanya tentang tempat-tempat yang sering saya datangi waktu saya di Ames, dan inilah yang saya tuliskan untukmu. Saya harap kelak kamu juga akan menceritakan saya tentang tempat-tempat yang kamu senangi di belahan bumi manapun, agar kalaupun kita jauh, kita selalu
'dekat'.
|
Steel Sculpture |
Teruntuk: Nurul Insani.