Mungkin karena tinggal tidak serumah, dan merasa belum banyak berbakti dan lebih sering menyusahkan, terasa begitu takut kehilangan Ummi dan Aba. Seperti ingin meminta waktu sebentar lagi, tunggulah ananda membuatmu terseyum lega.
Akan tetapi, saya menyadari satu hal pada setiap perenungan kala orangtua saya jatuh sakit. Atau lebih tepat setelah keduanya pulih, karena selama mereka sakit saya lebih banyak nelangsa. Bahwa kehidupan ini sangat fana, akan berlalu begitu saja. Sebelum kita sadari yang kita butuhkan hanyalah doa anak-anak kita untuk menerangi petak gelap kubur kita.
Saya perlu menjadi lebih sehat dari orangtua saya. Agar saya punya waktu untuk mendoakan keduanya.
Saya perlu menjadi lebih sehat dari orangtua saya. Agar saya dapat mendidik anak saya untuk ingat mendoakan saya.
Semoga kita hidup secukupnya, dalam usia berkah, tanpa perlu bernegosiasi dengan dajjal.
No comments:
Post a Comment