Sunday, March 20, 2011

Dia Anak Lelaki Yang Mirip Denganku

Ada beberapa hal yang kusukai semasa kecilku dulu:
langit dan segala ornamennya,
layangan,
kunang-kunang,
kodok,
dan kembang api.

Masing-masing hal itu mengingatkanku padamu saat, seperti kata Fahd, aku mulai 'lelah' berlari kadung jauh dari rumah kita. Capek menjadi aktris dramaturgi, di mana aku harus menjadi A pada jam sekian, menjadi B setelahnya, menjadi C saat sore hari, dan tak menjadi apa-apa di suatu antiklimaks.
*
Kita bertemu saat kita berdua masih sama putihnya. Dan sekarang kita mungkin tak lagi saling mengenali, karena milyaran percik warna yang menyalut kita.

Aku merindukanmu saat aku tahu perupa membuat topeng muka senyum untuk semua manusia.
Aku merindukanmu ketika kulihat dunia memiliki macam-macam tirai yang naik turun dengan brutalnya.
Aku merindukanmu begitu aku mengerti tentang cara berdusta.

"Aku suka merindukanmu."

Setiap kali merindumu aku menatap cermin.
Lalu aku bisa melihat seorang anak lelaki yang gemar mengenakan kopiah menatapku balik.
Dan ini memang membuktikan teori peluang yang menakjubkan, bahwa mungkin kau adalah salah satu cetakku di dunia.

Dan entahlah kuyakini bahwa kamupun kangen padaku. Maka kusarankan padamu, tetap tatap cerminmu saja.
Karena waktu dan tempat kita bertemu, kita berdua tak pernah bisa memastikannya. Bahkan mungkin, hari kau dan aku pergi jauh adalah sehakikat-hakikat perpisahan.

Yang bisa kita lakukan pada akhirnya
, memang
hanya
.
merindu.

No comments: