Tuesday, September 27, 2011
Padi- Tempat Terakhir
ditujukan pada toga dan Baruga. :)
Monday, September 19, 2011
Nasihat untuk Diri Sendiri
Jangan letakkan harapanmu
pada manusia dan benda.
Manusia mati dan pergi.
Benda rusak dan hilang.
Monday, September 12, 2011
Dari Mereka...
Kenangan selama berada di Ames jelas lebih banyak dari ini, dan untuk setiap kenangan itu saya harus selalu mengucapkan hamdalah. Meski bilyunan kali saya ucapkan, sampai angkanya melampaui dan saya tak tahu lagi bagaimana mengucapkannya, masih saja belum cukup atas semua nikmat yang telah Allah berikan.
Sunday, September 11, 2011
Merindukan Tanah Haram
Alhamdulillah, hari ini adalah kali pertama saya bertemu saudari seliqoat sejak 3 bulan lamanya. MR saya alhamdulillah baru kembali dari melaksanakan ibadah umrah, dan umrah yang beliau laksanakan adalah jenis umrah yang sudah sejak dulu nangkring di bucket list saya: UMRAH I'TIKAF!
Umrah I'tikaf adalah umrah 10 hari terakhir ramadhan di masjid nabawi dan masjidil haram dan nilainya setara dengan haji. Subhanallah... saya ingat pernah bekerja di agensi travel umrah dan haji untuk yang satu ini, sangat berharap bahwa kelak Allah memanggil saya untuk menziarahi haramain melalui perantara tersebut. Tapi akhirnya saya berhenti untuk kuliah, lalu saya berakhir membawa air zam-zam dan parfum Arab yang disebut misq dari Amerika (?). Walhasil, cuma bisa mupeng habis-habisan mendengar cerita MR saya.
Saya benar-benar berharap suatu hari Allah memanggil nama saya ke tanah suci. Amin ya Allah, ya robbal 'aalamiiiin. Allahummarzuqnaa fi ziyaratil haramain. Alahumma, innaka qulta, ud'uuny astajib lakum, fastajib du'aiy.
Umrah I'tikaf adalah umrah 10 hari terakhir ramadhan di masjid nabawi dan masjidil haram dan nilainya setara dengan haji. Subhanallah... saya ingat pernah bekerja di agensi travel umrah dan haji untuk yang satu ini, sangat berharap bahwa kelak Allah memanggil saya untuk menziarahi haramain melalui perantara tersebut. Tapi akhirnya saya berhenti untuk kuliah, lalu saya berakhir membawa air zam-zam dan parfum Arab yang disebut misq dari Amerika (?). Walhasil, cuma bisa mupeng habis-habisan mendengar cerita MR saya.
Saya benar-benar berharap suatu hari Allah memanggil nama saya ke tanah suci. Amin ya Allah, ya robbal 'aalamiiiin. Allahummarzuqnaa fi ziyaratil haramain. Alahumma, innaka qulta, ud'uuny astajib lakum, fastajib du'aiy.
Wednesday, September 7, 2011
Tupai!
For my whole life, out of many wishes from my bucket list, I always expect to see squirrels. I was growing up watching the looney tunes serial, that made me wonder what is it look like? Is it cute? How's the size? Is it tiny?
And Alhamdulillah, it was God willing that I managed to cross that wish now. I run into this cute little fella.
Have you ever seen a posing squirrel. Nah? O, I've seen it many time while I was in Ames. Look at that cute tiny face. The cuteness is killing me! The squirrel actually held an acorn, but since it saw me with my camera, it came to me and stayed for a while there. It's like a reunion for me and all the squirrels (?). I just thankful to befriended with em.
And Alhamdulillah, it was God willing that I managed to cross that wish now. I run into this cute little fella.
Alan Rickman & Alexandre Desplat.
Saya diberi kesempatan nonton Harry Potter and The Deathly Hallow part II tanggal 19 Juli lalu di bioskop Staples, South Duff, Ames. Sekalipun saya penggemar berat sekuel HP, saya tidak begitu berminat sama filmnya. Apalagi sejak Columbus lalu Cuaron diganti. Stress berat dimulai di HP and the Goblet of Fire. Jadi, saya tidak pernah repot-repot ke bioskop untuk nonton film HP.
Lalu di sinilah saya, berusaha menghormati perpisahan dengan film HP dan ajakan teman-teman IEOP. Dengan demikian saya mengeluarkan $7.5 untuk satu tiket plus kacamata 3D, bersama Dwi, Billy, dan Phu Duong.
Tanpa bangga jadi norak, ini kali pertama saya nonton film 3D. Muahahahahaha!
Saya tidak berharap banyak dari filmnya, karena hati saya telah patah sejak kontrak Alfonso Cuaron tidak diperpanjang. Dia sutradara adaptasi HP terbaik menurut saya. Tapi begitu saya duduk di bioskop aneh, yang kursinya disusun cenderung horizontal itu, saya tahu saya telah salah. Terimakasih pada Alexandre Desplat.
Saya sangat menghargai soundtrack, menyusun sepaket soundtrack film tak akan beda susahnya dengan menyutradarai film. Inilah yang saya dengar sebagai pembuka film itu, dan ini telah berhasil menangkap minat saya.
Lalu di sinilah saya, berusaha menghormati perpisahan dengan film HP dan ajakan teman-teman IEOP. Dengan demikian saya mengeluarkan $7.5 untuk satu tiket plus kacamata 3D, bersama Dwi, Billy, dan Phu Duong.
Tanpa bangga jadi norak, ini kali pertama saya nonton film 3D. Muahahahahaha!
Saya tidak berharap banyak dari filmnya, karena hati saya telah patah sejak kontrak Alfonso Cuaron tidak diperpanjang. Dia sutradara adaptasi HP terbaik menurut saya. Tapi begitu saya duduk di bioskop aneh, yang kursinya disusun cenderung horizontal itu, saya tahu saya telah salah. Terimakasih pada Alexandre Desplat.
Saya sangat menghargai soundtrack, menyusun sepaket soundtrack film tak akan beda susahnya dengan menyutradarai film. Inilah yang saya dengar sebagai pembuka film itu, dan ini telah berhasil menangkap minat saya.
Lalu datanglah Alan Rickman sebagai pemeran Severus Snape. Saya ingat tokoh ini favorit saya di buku ketujuh. Kisah dari pensieve yang pilu mengenai Snape dan Lily, dan itu selalu berhasil merontokkan hati saya, ingat bagaimana JK Rowling dengan sukses mengemas itu semua dari buku pertama hingga ke tujuh. Lalu saya ingin tahu, bagaimanakah film ini akan memvisualisasikan kisah itu. Sebut saja saya naif, dan saya memang naif, saya selalu membandingkan buku dan film.
Siang itulah saya tahu David Yates telah sukses mengadaptasi buku. Rasa sakit yang saya alami saat membaca, sama dengan rasa sakit saat menonton. Itu kesedihan temporer kata Prof Dedy Mulyana, hanya saja hasilnya mata bengkak dan wajah berlinangan air mata.
Balik pada Alan Rickman. Saya harap saya punya semacam Oscar atau apalah itu, dia harus memenangkan suatu penghargaan atas aktingnya yang luar biasa. Juga Alexandre Desplat atas musik yang menakjubkan, menghidupkan keseluruhan film sehingga film ini memang pantas dikatakan sukses.
Saya harus mohon maaf pada Alfonso Cuaron, karena ini adalah adaptasi paling keren dari 8 adaptasi HP.
Scoring yang ini paling saya suka, judulnya Statues:
Label:
film,
IELSP,
review film
Subscribe to:
Posts (Atom)