Friday, October 7, 2016

Kakak Gena

Alhamdulillah pada tanggal 4 oktober saya mengetahui bahwa saya tengah hamil 3 minggu 4 hari. Dan hari ini tepat sebulan.

Kami sangat menikmati parenting, dan memiliki dua anak atau lebih adalah hadiah sekaligus menguji pengetahuan parenting kami.

Sebenarnya di kehamilan yang kedua ini, saya penasaran bagaimana rasanya menjadi Gena yang akan memiliki adik dengan jarak usia 1 tahun 11 bulan dengannya (insyaAllah).

Tetapi Gena telah tumbuh menjadi bayi yang sangat memenuhi harapan kami, bahkan cenderung melebihi, alhamdulillah. Tugas-tugas perkembangannya dilalui sebagaimana mestinya. Dan meski perkembangan ini terdengar lazim, bagi kami sekali lagi, ini adalah buah dari terapan parenting yang kami berikan dan kami yakini. Regardles of her innate character.

Belakangan ini saat abi terkena musibah harus dirawat di rumah sakit, dan ummi harus bolak-balik sendirian meninggalkan Gena bersama nenek dan auntynya, Gena sangat bersabar. Apalagi Ummi tak pernah meninggalkannya tanpa berpamitan. Ia hanya manyun dan melambaikan tangan, sekali waktu ia menangis tapi hanya karena mengantuk dan lanjut tidur beberapa menit kemudian. Ini menandakan dua hal yang sangat krusial di usianya telah ia miliki. Pertama: object permanence. Ia tidak tantrum saat saya tinggalkan padahal saya dan dia sangat dekat, karena ia tahu sesuatu yang tidak nampak bukan berarti tidak ada. Ummi pergi saja, dan Ummi akan kembali. Logika ini sudah ia khatamkan. Sebenarnya object permanence ini mengandung tauhid ya.

Puncaknya saya tahu ia paham object permanence adalah ketika suatu kali saya pamit kepadanya untuk mematikan air di lantai bawah, ia menatap saya sedih, saat saya kembali ia sudah digendong abinya, katanya setelah melihat saya pergi ia mendatangi abinya dan minta dipeluk, tapi dia tidak menangis. Mungkin ia sedih, menyangka saya akan pergi lama, tetapi ia sudah bisa mengatasi kesedihannya, bisa embrace the sadness for she knows Ummi is returning sooner or later. Dan ini juga bearti yang KEDUA, telah terbangun trust pada dunia di sekitarnya.

Trust dan mistrust, rasanya saya sudah membahas ini berulang ulang, dan tak bosan saya ulangi, mengapa penting membangun trust karena kita ingin anak kita belajar tanpa takut dan ragu setiap waktu. Tanda terbangunnya trust pada diri Gena adalah:
-Ia mau bermain dengan siapa saja. Bagi kita nampaknya ia sedang bermain, namun sesungguhnya ia sedang mempelajari hal yang baru.
-Saat saya sholat, ia tak pernah minta saya berhenti, ia mencari kegiatan sendiri dan menanti saya selesai.
-Ia pemberani, Gena bisa masuk ke ruangan gelap dengan inisiatif sendiri dan main di dalamnya. Ia berani main dengan serangga dan binatang2 lainnya. Unlimited exploration.
-Ia senang mengulang, dan memudahkannya untuk mengenali suatu kata atau tindakan. Saat saya bilang "mamam" dan ia mengulang, bearti ia menerima tawaran saya untuk makan. "Dadah" berarti sampai jumpa. "Salim" berarti kami meminta ia mencium tangan kami, dan ia melakukannya. "Cium" dan ia akan memajukan jidatnya untuk mencium (eh?). Sudah tahu beberapa nama anggota tubuh. Selalu ikut bergumam saat kami menyanyi untuknya.
-Alhamdulillah makan apa saja yang ditawarkan, bukan picky eater. Ia percaya apa saja yang diberikan padanya.
-Ia senang membaca karena percaya bahwa membaca adalah kegiatan yang seru dan juga membuatnya dekat dengan Ummi Abinya (apalagi jika sambil dipangku membaca bersama).

Efek lain dari terbangunnya trust adalah anak menjadi sangat sosial. Ia senang bertemu orang-orang. Ia bahagia berkumpul dengan orang-orang. Bayi yang bahagia, sebagai bonusnya, mendapat curahan perhatian, yang membuatnya semakin excited setiap bertemu orang.

Terbangunnya trust ini sangat luar biasa dampaknya pada proses belajar Gena. Dan melihat semua perkembangannya, kami penuh harap ia dapat menerima dengan baik kehadiran adiknya, percaya pada adiknya dan menganggapnya sebagai satu orang lagi di dunia ini yang  mencintai dia.

No comments: