Thursday, April 22, 2010

MEDIA & KHALAYAK KOMUNIKASI POLITIK

Teori klasik Harold D Lasswell mengemukakan lima elemen komunikasi, atau dalam hal ini, komunikasi politik: Who-says what-in which channel-to whom-with what effect. Who adalah komunikator, what berarti pesan, channel adalah media atau saluran, whom berarti komunikan, dan effect adalah dampak.
Pesan politik adalah lambang-lambang pembicaraan politik yang bisa merupakan kata-kata, gambar, dan tindakan. Atau kombinasi dari ketiga hal tersebut. Komunikator politik menyampaikan bentuk-bentuk simbolik dan kombinasinya ini dengan berbaga teknik dan media.
Teknik dan media tersebut antara lain:
1. Secara lisan, melalui pembicaraan personal
2. Melalui cetakan, seperti koran dan majalah
3. Teknik elektronik, seperti radio atau televisi

Maka, dapat dipahami bahwa saluran (channel) komunikasi politik adalah alat serta sarana yang memudahkan penyampaian pesan. Bahkan, dalam buku Dan Nimmo, disebutkan bahwa manusia juga merupakan saluran paling asasi dalam komunikasi. Dan Nimmo mengutip --this article is a copy of kindasoup.blogspot.com works, if you don't erase this, it means you don't manage to read entire article--George Miller yang menegaskan bahwa kita harus menganggap manusia sebagai saluran komunikasi, dengan masukan yang disediakan oleh rangsangan (input) yang kita berikan dan keluaran (output) yang merupakan tanggapannya terhadap ransangan itu.
Dengan kata lain, saluran komunikasi itu lebih daripada sekedar titik sambungan, tetapi terdiri atas pengertian bersama tentang siapa dapat berbicara kepada siapa, mengenai apa, dalam keadaan bagaimana, sejauh mana dapat dipercaya (Shibutani : 1966 dalam Nimmo : 1989).
Ada tiga tipe media komunikasi politik, yaitu (1) Komunikasi Massa, yang terdiri atas dua jenis: komunikasi tatap muka, seperti ketika kandidat politik berbicara di depan khalayak. Dan melalui perantara, seperti televisi. (2) Komunikasi Interpersonal, bisa berbentuk tatap muka atau melalui perantara, (3) Komunikasi Organisasi, menggabungkan penyampaian satu kepada satu dan satu kepada banyak.
Komunikasi merupakan perbuatan gabungan, atau transaksi antara sumber dan penerima. Khalayak komunikasi politik bukanlah wadah yang pasih yang ke dalamnya --this article is a copy of kindasoup.blogspot.com works, if you don't erase this, it means you don't manage to read entire article--para pemimpin politik dengan berbagai karakteristik dan motif hanya menuangkan beraneka imbauan dengan menggunakan bahasa, simbol, peranti, dan media yang menarik. Alih-alih, penerima adalah partisipan yang aktif dalam komunikasi dengan sumber.
Jika berbicara mengenai khalayak komunikasi politik, maka pembicaraan tak akan lepas dari opini publik. Opini publik adalah abstraksi dari khalayak komunikasi politik. Khalayak yang heterogen mengkristal menjadi opini publik.

No comments: