Wednesday, August 29, 2012

Jalan Sepi

Waktu saya berjalan di Professor Verbenalaan Straat, jalan utama di Universiteit van Tilburg, saya melihat sekitar dan mendapati semua orang berbincang dengan kawan mereka. Tidak satu kata-pun saya mengerti, sehingga saya merasa sungguh asing di tempat ini. Tanpa teman.

Saya ingat berjalan di jalan-jalan yang akrab. Koridor FIS, Unhas, dan jalur Campanile, Iowa State. Semua saya lalui bersama kawan. Mengobrol seperti tak ada yang tak bisa jadi topik pembicaraan. Lalu sekarang, saya benar-benar sendiri di kampus ini.

Akhirnya saya mengayuh sepeda menjauhi kampus, menghindari cemburu pada tawa-tawa dan obrolan yang tak saya mengerti, menuju Wandelbooslaan Straat. Menuju sebuah masjid Turkish bernama Masjid Suleymaniye. Di sana, tak satupun muslimah saya temukan. Kalaupun bertemu, mereka hanya berbicara bahasa Turki dan atau bahasa Belanda.

Teringat nasihat Aba, "kalau tak satu orangpun menemani, kan ada Allah." Iya, ada Allah, dan saya tak butuh apapun lagi selainNya.

Sekembali dari masjid sholat dzuhur berjamaah, saya mencari kelas di Cobbenhagen building. Satu wajah perempuan Belanda tersenyum ramah, namanya Annasophie. Kemudian tangan lain terulur, Patricia. Ada pula Joyce. Kami bertukar email dan mengobrol banyak.

Sungguh, Allah menyayangi saya.
28 Aug 12
Beneluxlaan, Tilburg, NL

3 comments:

Anonymous said...

sabar yah kak.. I. Allah pasti Allah akan mengirimkan teman2 yang baik untuk kita di sana. Bah, bertemanka sm 'waktu' hehehe nabisiki ka td. Dia bilang bgt. :)

Semangat! :D

Raidah Intizar said...

Alhamdulillah, Allah sudah mengirim Annasophie sama Paty :) that's the whole story about

Perempuan Semesta said...

am terribly sad ToT