Thursday, April 11, 2013

Solo (and Brave) Traveller: Hypothesis

II.    Hypothesis

Saya tidak keberatan tersesat, karena tersesat selalu merupakan suatu proses dari menemukan jalan yang benar. Tapi saya lebih senang memiliki rencana yang jelas. Apalagi di sini, menjaga diri sendiri adalah tanggung jawab saya sepenuhnya. Maka ke Jerman, harus direncanakan dengan sedetail-detailnya.
 
Per-minggu pertama Maret saya mulai merencanakan perjalanan. Yang paling saya butuhkan mula-mula untuk bisa menonton bola adalah tiket. Dunia pertiketan di Eropa sini dilakukan melalui internet. Saya mempelajari bahwa saya bisa memesan tiket pertandingan online dengan perantara EVENTIM.de, situs penyelenggara event-event besar di Jerman. Di situs itu kita bisa melihat peta stadion dan memilih tribun, range harga berkisar antara 25-100 euro. Karena saya adalah mahasiswa yang tahu diri, tentu saya memilih kursi termurah dengan konsekuensi sedikit jauh dari lapangan, sekitar 200m, sementara bagi saya yang terpenting hanyalah: berada di sana. Tribun saya (Block 26) letaknya di sisi belakang gawang, kami akan menyaksikan pertandingan secara vertikal, bukan horizontal seperti yang sering kita lihat di televisi. Mengucap bismillah, saya memesan tiket. Tiket pertandingan bola akan dikirimkan dalam tiga hari, berhubung tidak ada tiket online (yang bisa diprint sendiri) valid untuk event seperti ini. Mungkin karena ada kesenangan tersendiri saat memiliki tiket tradisional di tangan, seperti banyak orang Amerika yang mengoleksi tiket pertandingan bisbol. O iya, ada fakta baru yang saya sadari sewaktu memesan tiket, rupanya pertandingan bertempat di Nurnberg. Selama ini saya pikir (dan harap) kualifikasi di Jerman selalu akan dilaksanakan di Berlin, namun rupanya kali ini di Nurnberg. Ini pertama kali saya mendengar tentang Nurnberg. Kota macam apakah Nurnberg itu?

Saya mulai ‘meneliti’ Nurnberg, di mana letaknya, sejauh apa Hauptabanhof (HBF/ stasiun kereta utama) dari stadion Nurnberg, dan informasi relevan lainnya. Nurnberg rupanya terletak di Bayern, di atas Muenchen. Di kiri Nurnberg adalah Frankfurt, dan jauh di atas Nurnberg adalah Berlin. Untuk mencapai Frankfurt ataupun Berlin dibutuhkan perjalanan kereta empat jam. Sedangkan dari Belanda ke Frankfurt saja bisa habis 6-7 jam. Dengan kata lain, Nurnberg letaknya sangat jauh dari Belanda. Kurang lebih 10 jam perjalanan darat. 

Sekarang mengenai transportasi. Ini yang paling butuh perhatian, jangan sampai terlantar di jalan. Biaya kereta di Jerman tiga kali lebih mahal daripada kereta di Belanda. Hal ini tentu saja sangat masuk akal, mengingat jarak tempuh antar dua kota di Jerman setara dengan jarak tempuh antar delapan kota di Belanda. Tapi saya berencana ke sana menggunakan bus, selain ingin menikmati pemandangan, saya masih bingung menyambung/transfer kereta hingga ke kota yang saya tuju. Kalau dengan bus, bisa langsung ke kota yang dituju, cukup naik satu bus yang sama sepanjang perjalanan. Dengan demikian, sesuai saran yang saya dapatkan dari grup mahasiswa internasional Tilburg University, saya menggunakan jasa Eurolines.nl, lini transportasi darat inter-Eropa. Satu bus akan berangkat dari Eindhoven menuju Nurnberg pada tanggal 25 Maret, dan tidak ada bus Eurolines yang langsung berangkat dari kota Tilburg. Eindhoven adalah salah satu kota besar di Belanda, markas utama Phillips (lampu itu lho) ada di Eindhoven, sehingga wajar jika banyak keberangkatan bermula di kota ini. Jadi saya membeli tiket lagi secara online, kali ini tiketnya langsung dikirimkan ke alamat email dan bisa diprint sendiri. Saya akan berangkat pukul 11 pagi dari Eindhoven dan tiba di HBF Nurnberg pukul 9 malam tanggal 25 Maret 2013.

Tiket ke Nurnberg: beres. Tiket pulang: bingung dan berharap bisa naik kereta. Sebenarnya tidak sedikit orang yang kebingungan dengan sistem kereta Jerman, bahkan orang Jerman sendiri masih sering bingung. Ada perjalanan antar kota yang kita cukup membayar dua euro, tapi jika salah naik kereta, bisa-bisa kita didenda 60 euro karena menumpang kereta yang bertujuan sama tapi beda perusahaan. Walhasil, saya mempelajari situs bahn.com dengan sangat teliti. Di situs itu saya mengetahui bahwa untuk pulang dari Nurnberg ke Eindhoven (sebelum sambung ke Tilburg), saya harus membayar 109 euro. Saya hampir pingsan membaca keterangan itu. Tapi dengan penelitian lebih lanjut saya mengetahui bahwa saya bisa memesan day-ticket, judul Jermannya Quer-durchs-land-ticket. Cukup membayar 44 euro maka saya bisa keliling Jerman. Ini tentu saja jauh lebih hemat dari tiket normal, dan tiketpun dapat diprint sendiri. Selanjutnya saya hanya perlu membeli tiket kembali ke Eindhoven.

Saya awalnya berencana pulang lewat Berlin karena ingin jalan-jalan, tapi kereta Berlin ke Eindhoven sangatlah lama. Kereta Berlin lebih cepat jika ke Amsterdam, tapi alih-alih, dari Amsterdam menuju Tilburg lebih jauh. Misalnya, saya tiba di Amsterdam 27 Maret dini hari, bisa-bisa saya harus menginap di stasiun karena ketinggalan kereta terakhir ke Tilburg. Ini sangat beresiko. Lagipula, Berlin, seperti Cologne adalah kota yang luar biasa sibuk. Boleh jadi saya ke sana hanya untuk mendapati orang menyambar-nyambar saya jutaan kali. Setelah pertimbangan masak-masak, akan lebih masuk akal jika saya pulang lewat Frankfurt. Frankfurt ke Eindhoven durasi perjalanannya lebih singkat, dan dari Eindhoven ke Tilburg hanya butuh 20 menitan.

Karena tidak jadi jalan-jalan di Berlin, saya melanjutkan penelitian atas Nurnberg: situs wisata apa yang kira-kira layak dikunjungi, dan ternyata saudara-saudara, ada banyak situs wisata yang amat patut dikunjungi di Nurnberg. Bahkan lebih patut daripada Domtoren, Cologne itu. Contohnya: Dokumentationszentrum Reichsparteitagsgelände (Documentation Centre Party Rally Grounds), dan Zeppelin field. Maksud saya, Jerman adalah yang negara yang kaya akan sejarah. NAZI dan Hitler adalah dua kata kunci yang amat relevan dengan Jerman. Jadi museum dokumentasi NAZI yang hanya terletak di Nurnberg, di Congress hall NAZI, adalah situs yang sangat menarik bagi saya. Lalu Zeppelin field adalah lapangan mobilisasi NAZI yang dibangun tepat sebelum kejatuhan NAZI. Rupanya pula, di Nurnberg-lah, NAZI diadili atas Perang Dunia II. Wah!

Memikirkan bisa mengunjungi situs-situs yang sarat sejarah itu, saya semakin sulit tidur saat malam: terlalu senang. Satu hal lagi yang saya dapati melalui browsing di tripadvisor.com adalah: Nurnberg adalah rumah bagi kebun binatang terbesar di wilayah Bavaria. Di sana ada penguin! Setiap hari sampai tanggal 25 Maret, saya insomnia XD

Satu penelitian lagi yang harus saya lakukan adalah menyangkut akomodasi. Saya harus menemukan penginapan, berhubung saya akan berada di Jerman selama tiga hari dua malam, untuk hal ini saya mengandalkan Booking.com, berhubung situs ini mencakup deal jutaan hotel di seluruh dunia. Satu hotel letaknya 15 menit jalan kaki dari stadion dan Zeppelinfield, 10 menit jalan kaki dari museum dokumentasi NAZI (Congress hall), dengan rate yang juga masuk akal, termasuk sarapan: Congress Hotel Mercure Nürnberg an der Messe. Alhasil, saya membooking kamar di hotel Mercure untuk tiga hari dua malam. Bukti booking cukup diprint sendiri dan dibawa ke hotel.

Semua dokumen sudah beres. Jadwal wisata pada tanggal 26 dan 27 Maret sudah disusun. Siap ke Jerman!

No comments: