Thursday, November 14, 2013

Kita menuju Tilburg, air mata!



Tadi malam aku bermimpi menyambangi Tilburg lagi, tepatnya di universitasnya, di mana banyak rindu-rindu yang tak tunai.

Kuingat terakhir kali duduk di perpustakaannya saat musim panas masih tigaperempat, aku selalu duduk di sana. selalu! Selalu memikirkan tempat-tempat yang berbeda selagi bercakap mengenai residual suatu uji regresi.

Pernah kutulis sebuah cerita tentang kemungkinan alternatif, tapi cerita itu tak pernah menemui kata tamat, mungkin karena memang tak ada antiklimaks yang tak tertebak. Semua sudah jelas: besok aku harus terbang dengan kapal udara. Berapapun air mata yang tumpah karena ingin kembali dan tak ingin kembali. Entah ia memihak siapa.

Tapi air mata, jangan mengalir hari ini, aku sudah memiliki cara untuk kembali ke sana! Bahkan ke tempat lain yang hati tak pernah bisa berpaling darinya. Menemui orang-orang yang memiliki senyum-senyum paling murni sedunia.

Berjalan, menjaring sebanyak kenangan, kurangkai menjadi sebuah planet.

Planet yang jikapun kamu meneropong ke angkasa tak akan kau temukan. Planet yang jika kamu melakukan perjalanan, kamu tak pernah memerlukan kendaraan. Kamu akan tiba di sana, bahkan lebih cepat dari cahaya menyergapnya!

Di manakah letaknya planet yang bukan main itu, air mata?
                                          
Ah, kamu pun berasal dan substansi yang serupa.

No comments: