Friday, May 28, 2021

Di antara bintang

Interstellar. Apakah kamu sudah menonton film ini? Saya baru menontonnya beberapa bulan lalu, dan sampai pada hari ini saya masih dihantui pertanyaan seputar "bagaimana jika?"

Sebagian hal pada film itu sangat masuk akal, khususnya mengenai akhir zaman. Di akhir zaman, kemungkinan besar kita akan menghadapi musim kekeringan, pertanian mengalami kemunduran, beberapa wabah tanaman dan juga mungkin wabah penyakit yang menyerang manusia. Itu semua cukup jelas demi melihat bagaimana perbuatan manusia di zaman ini.

Dan perbuatan itu sangat tidak dapat dibalikkan lagi, tidak ada solusi, hanya masalah yang menutupi masalah lainnya. Istilahnya: irreversible.

Saya sendiri frustasi ketika orang menemukan plastik, styrofoam, serta limbah lainnya yang tak dapat didaur ulang, atau terurai dalam waktu ratusan tahun. Sekitar tahun 1999, pertama kali saya melihat byproduct minyak bumi itu digunakan membungkus kacang tanah, yang dulunya orang menggunakan koran. Lalu semakin banyak orang menggunakannya. Laut dan darat tercemar, hewan liat mengalami ancaman keruntuhan biodiversitas karena limbah. Itu baru dari sisi lingkungan, kita belum bicara soal kapitalis, praktik monopolistik dan oligarki. Semuanya tak bisa diprogram ulang.

Irreversibility dari kelakuan manusia ini mungkin yang membuat Elon Musk memikirkan hidup antar planet. Meski sangat fiksi, sepertinya hanya itu opsi kita.

Karena itulah, saya merasa anak-anak kita sudah harus mulai dicuci otak dan ditanamkan pemikiran mengenai kemungkinan hijrah ke Mars. Anak-anak kita harus menjadi ilmuwan atau teknisi yang dibutuhkan di taraf perjalanan antar bintang. Yang harus kita lakukan adalah menanamkan tujuan ini di alam bawah sadar anak kita.

Lalu ada yang bertanya, atau lebih tepatnya diri saya sendiri berkomunikasi intrapersonal, apakah jika manusia pindah ke Mars, maka kiamat tidak akan terjadi? 

Sebagai muslim saya akan menjawab, kiamat itu bukan main, baca saja sebagian besar surah di juz 30; langit akan digulungkan pada hari kiamat, bukan hanya atmosfir; bintang berjatuhan, berarti matahari dan bintang lainnya, menjadikan ini peristiwa antar galaksi. Serta masih banyak ayat yang mengindikasikan bahwa akhir dari kehidupan manusia adalah akhir semesta, bukan akhir dunia (baca= BUMI) semata. Sehingga kalaupun manusia akan tinggal di Mars, kiamat akan tetap mendatanginya. Wallahu a'lam bisshowab.





No comments: