Friday, December 4, 2009

Leadership


Dalam suatu organisasi, baik itu organisasi besar maupun organisasi kecil, formal maupun informal, kita selalu bisa menemui seorang pimpinan dan orang-orang yang dipimpin. Ini semua tidak lepas karena suatu kelompok selalu membutuhkan arahan dari seorang representasi. Orang inilah yang kemudian dikenal sebagai pemimpin, dan diharapkan bisa membantu kelompok menuju tujuan yang ingin dicapainya. Pemimpin dan kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional. Kepemimpinan memegang peran yang penting. Bahkan segala sesuatu akan bangkit dan jatuh karena kepemimpinan. Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin.

Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama (Panji Anogara).


A. DEFENISI PEMIMPIN & KEPEMIMPINAN

The Oxford English Dictionary (1933) mencatat kata-kata pemimpin dalam bahasa inggris (lead) muncul pada tahun 1300, meskipun begitu kata kepemimpinan sendiri baru muncul pada tahun 1800. Sebagaimana yang tercatat dalam tulisan hasil penelitian Thomas Carlyle dan Francis Galton. Carlyle dalam karyanya Heroes and Hero Worship (1841) menemukan fakta tentang karakteristik psikis, kemampuan dan bakat seseorang yang dibesarkan dengan kekuasaan. Sedangkan Galton menguji kualitas kepemimpinan seseorang yang berkuasa di dalam keluarganya, dan menulis karyanya Hereditary Genius pada tahun 1869 .

Terlepas dari
--this article is a copy of kindasoup.blogspot.com works, if you don't erase this, it means you don't manage to read entire article-- fakta sejarah, defenisi kepemimpinan pada dasarnya lebih merupakan konsep yang berdasarkan pengalaman. Adanya raja, kaisar, kepala suku atau apapun namanya, ketika fungsinya untuk memimpin, maka ia adalah pemimpin.

Banyak defenisi yang berbeda tentang kepemimpinan, di antaranya adalah yang dikemukakan Mumford: “Kepemimpinan adalah keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam kelompok, dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial.”

Bernard menyimpulkan bahwa pemimpin dipengaruhi oleh kebutuhan-kebutihan dan harapan-harapan para anggota kelompoknya. Pada gilirannya, ia memusatkan perhatian dan pelepasan energi anggota kelompok ke arah yang sang pemimpin inginkan.

Sedangkan kepemimpinan, ada beberapa definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut. Berikut defenisi kepemimpinan menurut beberapa theorist:

Alan Keith of Genentech states that, "Leadership is ultimately about creating a way for people to contribute to making something extraordinary happen."

Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu(Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).

Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin p
--this article is a copy of kindasoup.blogspot.com works, if you don't erase this, it means you don't manage to read entire article--elaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).

Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).

Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).

Munson mendefenisikan kepemimpinan sebagai kemampuan mengatasi orang lain untuk memperoleh hasil maksimal dengan sedikit friksi dan banyak kerjasama. Kepemimpinan adalah kekuatan semangat atau moral yang kreatif dan terarah. Stuart mendefenisikan kepemimpinan sebagai kemampuan yang memberi kesan tentang keinginan pemimpin, sehingga timbul rasa patuh, hormat, loyal, dan kerjasama yang baik. Sedang Bennis mendefenisikan kepemimpinan sebagai proses seseorang mempengaruhi orang lain agar bertindak sesuai keinginannya.

Beberapa ahli teori terdahulu menggunakan konsep pemimpin sebagai faktor yang menentukan dalam hubungan dengan pengikut, atau lebih jelasnya, bukan untuk koersi pengikut, namun untuk melakukan persuasi dengan pengikut.

Schenk menyatakan bahwa kepemimpinan adalah pengelolaan manusia melalui persuasi dan isnpirasi daripada melalui pemaksaan. Hal ini melibatkan penerapan pengetahuan mengenai faktor manusia dalam memecahkan masalah yang
--this article is a copy of kindasoup.blogspot.com works, if you don't erase this, it means you don't manage to read entire article--konkrit.

Cleaton dan Mason menyebutkan kepemimpinan mengidentifikasi adanya kemampuan mempengaruhi manusia dan menghasilkan rasa aman melalui pendekatan secara emosional daripada melalui pendekatan otoriter.

Copeland berpendapat bahwa kepemimpinan adalah seni berhubungan dengan orang lain dan juga seni mempengaruhi orang melalui persuasi dengan contoh yang konkrit. Dalam hal ini harus dihindari adanya intimidasi untuk memaksa orang lain bertingkahlaku sesuai kehendaknya.

Sementara Koonts dann G’donnell memandang kepemimpinan sebagai aktivitas membujuk manusia untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.

B. TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN

Klasifikasi tipe kepemimpinan menurut White dan Lippit (1960) terdiri dari tiga: Autocratic, Participative atau Democratic, dan Laissez-Faire.

Autocratic Leadership atau kepemimpinan otoriter secara sederhana adalah all decision-making powers are centralized in the leader, semua kebijakan berada di tangan pemimpin. Dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa kepemimpinan jenis otoriter bisa menimbulkan permusuhan,
--this article is a copy of kindasoup.blogspot.com works, if you don't erase this, it means you don't manage to read entire article--agresi, dan perilaku submisif. Namun, studi selanjutnya menunjukkan bahwa kesimpulan ini tak selalu berlaku, dalam kelompok tertentu –militer misalnya-, kepemimpinan otoriter-lah yang paling proporsional dan efektif.

Kurt Lewin juga pernah merumuskan tipe kepemimpinan yang berbeda, dengan menambahkan tipe dictator, meski pada dasarnya baik dictator leadership maupun autocratic leadership adalah kepemimpinan yang menekankan pada sentralisasi keputusan.

Pemimpin yang cukup terkenal dengan gaya kepemimpinan otoriter adalah kopral angkatan perang Jerman, sang rasialis anggota NAZI, Adolf Hitler.

Participative Leadership dipahami the decisions of the democratic leader are not unilateral as with the autocrat
--this article is a copy of kindasoup.blogspot.com works, if you don't erase this, it means you don't manage to read entire article--because they arise from consultation with the group members and participation by them. Atau dengan kata lain, kepemimpinan demokratis menampilkan pemimpin yang mendorong dan membantu anggota kelompok untuk memutuskan dan membicarakan semua kebijakan. Kepemimpinan tipe ini terbukti paling efisien dan menghasilkan kualitas kerja yang lebih tinggi.

Terakhir ialah kepemimpinan laissez-faire, yaitu tipe yang mengusung prinsip leaves the group entirely to itself. Kepemimpinan yang memberi kebebasan penuh bagi kelompok untuk mengambil keputusan individual dengan partisipasi pemimpin yang minimal. Gaya laissez-faire tidak berdasar pada aturan-aturan. Seorang pemimpin laissez-faire menginginkan anggota kelompoknya berpartisipasi tanpa memaksakan kewenangan yang ia miliki.

Kepemimpinan laissez-faire memiliki kelebihan dalam penyaluran informasi. Namun, tipe kepemimpinan ini akan menjerumuskan kelompok menjadi tidak terorganisasi, tidak produktif dan apatis.

Di samping jenis-jenis kepemimpinan di atas, yang dikemukakan oleh White dan Lippit, terdapat juga tipe atau gaya kepemimpinan yang lain seperti: gaya birokratik dan diplomatik.

Gaya birokratik mengacu pada kepemimpinan yang bertindak sebagai pengawas ayau supervisor dalam mengkoordinasikan aktivitas kelompok. Pedoman dari gaya kepemimpinan ini adalah ‘organisasi’, bukan diri seorang pemimpin seperti yang ada dalam gaya autocratic leadership, Seorang pemimpin birokratik memandang hubungan sosial sebagai hal yang tidak dikehendaki, kerananya ia lebih suka menjauhkan dan tidak memperhatikan persoalan-persoalan antarpribadi anggotanya. Pemimpin birokratik cenderung berkomunikasi melalui seluran tertulis secara resmi.

Kepemimpinan diplomatic adalah kepemimpinan manupulasi, ia melaksanakan kepemimpinannya supaya menjadi pusat perhatian para anggota kelompoknya. Pemimpin yang diplomatis lebih halus menggunakan kontrol dibanting autocratic leadership. Ia tidak terpaku oleh aturan khuss, karenanya lebih bebas menggunakan strategi secara terbuka dengan adanya saran dan umpan balik yang domokratis dari anggota kelompoknya.

C. TUGAS DAN PERAN PEMIMPIN

Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:

1. Pemimpin bekerja dengan orang lain.
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi.

2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas).
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.

3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.

4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.

5. Manajer adalah seorang mediator
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).

6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.

7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit
Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.

Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :

1. Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.

2. Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.

3. Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator.

D. PRINSIP-PRINSIP DASAR KEPEMIMPINAN

Prinsip, sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan motivasi pribadi dan sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk membangun dirinya atau organisasi. Menurut Stephen R. Covey (1997), prinsip adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi dan konsekuensi. Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan berjalan sebagai sebuah kompas/petunjuk yang tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber utama sistem pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan empat dimensi seperti; keselamatan, bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan. Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Covey) sebagai berikut:

1. Seorang yang belajar seumur hidup
Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.

2. Berorientasi pada pelayanan
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.

3. Membawa energi yang positif
Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan.

E. FUNGSI KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan komunikaif secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. Pemimpin dapat ditunjuk atau muncul
--this article is a copy of kindasoup.blogspot.com works, if you don't erase this, it means you don't manage to read entire article-- setelah terjadi proses komunikasi kelompok. Perlu ditekankan bahwa kepemimpinan sering disebut sebagai faktor yang paling menentukan efektivitas komunikasi kelompok.

Fungsi dasar kepemimpinan dibagi ke dalam dua:

1. Fungsi pemeliharaan kelompok

2. Fungsi pencapaian kelompok

Kedua fungsi ini telah diperinci oleh Baird dan Weinberg, fungsi pemeliharaan kelompok meliputi kegiatan kepemimpinan seperti: mendorong motivasi, mengatur interaksi, mendorong pemuasan kebutuhan, mendorong kerja sama, menengahi konflik, melindungi hak-hak individual, memberi contoh tingkah laku, mengambil tanggung jawab unruk kesalahan kelompok, mendorong pengembangan kelompok.

Fungsi pencapaian kelompok meliputi tugas-tugas pemimpin untuk: menginformasikan, merencanakan, mengorientasikan, menyatukan, mewakili, mengkoordinasikan, menjelaskan, menilai, dan menstimulasi.

Lebih jauh lagi, Burgoon, Heston dan McCroskey menguraikan delapan fungsi kepemimpinan, yaitu:

1. Fungsi Inisisasi (Initiation)
Dalam fungsi inisiasi, seorang pemimpin perlu mengambil prakarsa untuk menciptakan gagasan-gagasan baru, namun sebalikanya tugas pemimpin memberi pengarahan atau menolak gagasan-gagasan dari anggota kelompok yang dinilai tidak layak. Sebab oemimpin mempunyai tanggung jawab yang lebih besar terhadap keberadaan atau eksistensi kelompok yang dipimpinnya.

2. Fungsi Keanggotaan (Membership)
Pimpinan memastikan bahwa dirinyua juga merupakan anggota kelompok. Prilaku ini dijalankannya dengan cara meleburkan diri ke dalam kelompok, serta melakukan aktivitas yang menekankan kepada interaksi informal dengan anggota kelompok lainnya.

3. Fungsi Perwakilan (Representation)
Ketika seorang pemimpin melindungi dan mempertahankan anggotanya dari
--this article is a copy of kindasoup.blogspot.com works, if you don't erase this, it means you don't manage to read entire article--ancaman-ancaman luar, maka ia menjalankan fungsi perwakilan.

4. Fungsi Organisasi (Organization)
Tanggung jawab terhadap hal-hal yang bersangkut dengan persoalan organisasional seperti struktur organisasi, kelancaran organisasi, dan deksripsi kerja ada di tangan seorang pemimpin. Sehingga idealnya, seorang pemimpin harus lebih handal mengelola organisasi disbanding anggotanya.

5. Fungsi Intergasi (Integration)
Seorang pemimpin perlu mempunyai kemampuan untuk memecahkan ataupun mengelola dengan baik konflik yang muncul dalam kelompoknya. Dengan bekal ini, diharapkan pemimpin dapat menciptakan suasana yang kondusif untuk tercapainya penyelesaian konflik yang memberikan ke[uasan kepada semua anggoata kelompok.

6. Fungsi Manajemen Informasi Internal (Internal Information Management)
Pimpinan harus memberikan sarana bagi berlangsungnya pertukaran informasi di antara para anggotanya, dan juga mencari masukan tentang bagaimana kelompoknya harus merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program kerjanya.

7. Fungsi Penyaring Informasi (Gatekeeping)
Seorang pemimpin bertindak sebagai penyaring sekaligus manager informasi yang masuk dan keluar dari kelompok yang dipimpinnya. Fungsi ini dilakukan sebagai usaha mengurangi terjadinya konflik dalam kelompok, maupun antarkelompok.

8. Fungsi Imbalan (Reward)
Pemimpin melakukan evaluasi dan menyatakan setuju atau tdiak terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh para anggotanya. Hal ini dilakukan melalui imbalan-imbalan material seperti peningkatan gaji, pemberian dan penaikan pangkat, pujian dan penghargaan.



DAFTAR PUSTAKA
NN. Komunikasi Kelompok. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Soejono, MA., Drs. Eddy, et. al. 2007. Human Relation. Makassar: Universitas Hasanuddin.
http://www.baldrigeindo.com/Kualitas_kepemimpinan.pdf
http://en.wikipedia.org/wiki/Leadership
http://www.kmpk.ugm.ac.id/data/SPMKK/5a-KEPEMIMPINAN(revDes'02).doc
www.polman-timah.ac.id/artikel/Rahasia%20Kepemimpinan.doc
http://grahailmu.co.id/preview/979-3289-61-9.pdf



No comments: